Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2018

Deiforn(3. Selamat Datang di Deiforn)

Irene mengedarkan pandangannya ke seluruh tempat ini dengan pandangan kagum. Saat ini ia sedang berada di padang rumput yang sangat luas. Namun anehnya rumput disini tidak berwarna hijau atau coklat, melainkan berwarna-warni yang sangat indah. Sampai-sampai Irene merasa sedang berada di atas pelangi dan di atasnya terdapat langit malam yang penuh bintang. Disana juga tercium bau yang sangat harum. "Wah ini indah sekali. Aku tak menyangka ada tempat sebagus ini." Ucap Irene mengagumi pemandangan yang ia lihat. Matanya memandang jauh menganggumi sampai ujungnya. Irene mencabut sehelai rumput dari tanah. Ia mengamati struktur rumput tersebut dengan saksama. Namun saat asyik mengamati, tiba-tiba rumput tersebut berubah menjadi serbuk cahaya yang berwarna-warni. Lalu bagai keajaiban yang menghilang, rumput tersebut lenyap tertiup udara. "Wah keren sekali. Apa ini semacam sulap?" Ucap Irene tak henti-hentinya menganggumi apa yang ia lihat. Keindahan tempat ini membu...

Deiforn(4. Hutan Nikar (1))

Cuaca pagi sangat cerah di deiforn. Rumput-rumput bergoyang-goyang karena ditiup angin, menciptakan pertunjukkan alam yang indah. Matahari di deiforn berbentuk seperti bunga yang sedang mekar, membagikan kehangatannya pada seluruh penghuni deiforn. Suara debur ombak terdengar dari arah laut, menghasilkan bunyi yang tenang. Suara dengkuran Irene bersaing dengan suara ombak tersebut. Irene dan Hanix masih tertidur sejak semalam. Api yang mereka nyalakan semalam telah padam. Suara dengkurannya mirip seperti suara lengguhan seekor sapi. Suara begitu buruk, namun anehnya tidak menganggu satu pun dari mereka berdua. Mereka berdua masih terbuai dalam alam mimpi mereka masing-masing. Irene menggeliat di padang rumput bagaikan cacing tanah. Perlahan-lahan kelopak matanya terangkat, Irene mulai bangun. Irene mengubah posisinya menjadi posisi duduk. Ia masih setengah sadar. Irene melihat ke sampingnya, Hanix masih tertidur dengan pulas dalam posisi berdiri dikarenakan bentuk tubuhnya. Ire...

Deiforn(4. Hutan Nikar (2))

Irene, Hanix, dan Siema telah sampai di hutan Nikar. Irene sulit menggambarkan bentuk dari hutan Nikar ini. Hutan Nikar terkesan sebagai tempat ceria. Pepohonan di dalamnya berwarna-warni dengan berbagai bentuk. Daunnya ada yang berbentuk pita yang memanjang, ada juga yang berbentuk melengkung. Dari dalam Hutan Nikar tercium bau harum yang sangat menggoda. "Ayo kita masuk." Ucap Hanix sembari menyeret tubuhnya menuju hutan. Irene dan Seima pun mengikutinya di belakang. Saat sudah sampai dalam hutan Irene terkejut melihat perubahan wajah Siema dan Hanix yang menjadi jelek. Jauh lebih jelek dari sebelumnya. Irene kebingunggan mengapa wajah mereka bisa seperti itu. Apa karena mereka masuk ke hutan ini? "Kenapa dengan wajah kalian?" Tanya Irene. "Oh iya ada satu hal yang belum kujelaskan." Ucap Hanix. "Apa itu?" Tanya Irene penasaran. Matanya membesar menatap Hanix. "Jadi jika suatu makhluk memasuki hutan Nikar, wajahnya akan berubah...

Deiforn (5. Bangsa Narmos)

Angin berhembus kencang menemani perjalan Irene dan yang lainnya. Mereka berjalan dengan langkah ringan. Mereka berjalan di jalan berpasir dengan rumput yang berwarna hijau di kanan dan kirinya, membungkai jalanan dengan sempurna. "Makhluk tadi menyebalkan sekali." Ucap Irene mengomel sembari berjalan di tengah Hanix dan Siema. Hanix dan Siema hanya mendengarkan dengan pasrah karena mereka tidak mau membat Irene marah lagi. Bahasa kasarnya mereka takut kepada Irene. "Tak sadar diri. Padahal dirinya jelek tapi berani-beraninya dia mendekatiku yang cantik ini." Lanjut Irene mengomel membuat Hanix dan Siema memutar mata mendengar apa yang Irene katakan. Pasalnya tadi Irene yang menghampiri makhlu itu tapi dengan seenaknya ia memutarbalikkan fakta. "Kau maklumi saja namanya juga makhluk aneh." Ucap Hanix tiba-tiba seraya tersenyum lebar. Namun tiba-tiba dia termenung, mengapa dia menjadi mendukung perkataan Irene padahal itu salah. Apakah dia menjadi tak...

Mengapa Masuk 68?

Saya awalnya tak tahu tentang SMAN 68. Awalnya saya tidak tahu tentang sma 68, bahkan untuk sekadar mendengarnya saja aku tak pernah. Saya pertama kali mendengar nama 68 saat kelas 9. Saat itu teman-teman saya membicarakan tentang sma 68 sebagai sekolah unggulan dan favorit di Jakarta. Saya pun menjadi penasaran dengan SMA 68 itu dan saya mulai mencari tahu tentang SMA 68. Saat mencari tahu itu saya tahu bahwa SMA 68 merupakan sekolah yang sangat bagus di Jakarta. Dengan segudang prestasi baik di bidang akademik maupun di bidang non akademik. Saat tahu tentang prestasi itu, timbulah keinginan untuk masuk kesana. Saya ingin menorehkan sebuah prestasi di 68 akhirnya pun saya berusaha dengan keras untuk masuk SMA 68. Saya juga ingin masuk SMA 68 karena SMA 68 memiliki fasilitas yang sangat lengkap. Sarana dan prasarana di SMA 68 tersedia lengkap dan terawat dengan baik. Saya juga masuk 68 karena saran dari orangtua saya. Para keluarga saya mulai membicarakan SMA lanjutan untuk saya ...

Asal mula dipakainya obor dalam olimpiade

Orang-orang berbisik di belakangku mengenai Obor Misterius yang ditemukan oleh seorang penduduk desa. Jadi singkat cerita ada seorang warga yang menemukan obor misterius saat ia mencari kayu di hutan, lalu dimulai berteriak di tengah khalayak ramai bahwa dialah penemu obor yang tak bisa mati. Ia berbicara dengan angkuhnya. Bahkan yang paling mengesalkan, dariyang kudengar hal itu mendapat perhatian dari raja. Raja terlihat tertarik dengan hal itu, membuatku bingung mengapa orang sepenting seperti raja tertarik kepada hal murahan seperti itu. Karena kesal aku pun meninggalkan tempat itu, meniggalkan orang-orang yang bergosip mengenai obor itu dan menuju lapangan desa untuk memersiapkan olimpiade yang akan dilaksanakan sebentar lagi. Olimpiade ini sangat besar, diikuti oleh banyak kerajaan besar. Aku sebagai salah satu panitia dari olimpiade besar tersebut patut berbangga. Aku telah sampai di lapangan desa. Disana orang-orang yang juga panitia sedang memersiapkan untuk olimpiade ters...